(Kebun Kurma di Madinah)
Pada saat diberi kesempatan berkunjung ke Medinah, tidak saya sia-siakan untuk berkunjung ke kebun kurma. Subhanallah, walaupun di tengah kota kebun-kebun kurma di Madinah dirawat dengan baik dan sangat produktif. Pemerintah Saudi sangat memperhatikan masalah pertanian di Madinah, tanah-tanah perkebunan kurma dilindungi oleh pemerintah dari ancaman pembangunan kota yang terus meluas. Irigasi tetap diberikan untuk mendukung pertanian kurma walaupun air sangat sulit didapat. Kebun kurma menjadi sarana wisata bagi tamu-tamu Allah yang berhaji dan ber umroh, di kebun kurma ini juga dijual berbagai produk olahan kurma.
Tanaman kurma telah menjadi identitas negara gurun pasir, dan seolah-olah menjadi mitos hanya bisa hidup di gurun pasir. Pada kenyataannya saat ini sebagian kurma yang kita kunsumsi adalah produk dari Kalifornia Negara bagian Amerika Serikat yang beriklim tropis. Di Kalifornia budidaya kurma dilakukan secara komersial sejak 1969. Padahal, sampai 1800-an, pohon-pohon kurma di Kalifornia tak pernah berbuah.
Para pakar pertanian di Thailand telah mencoba mengawinkan bunga betina kurma dengan bunga jantan dari keluarga palem lain. Sebut saja dengan kurma hias Phoenix roebelenii untuk mendapatkan kurma yang dapta dibudidayakan di negerinya.
Di Indonesia, di halaman rumah Adi Warsito di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan sebatang kurma memamerkan 4 tandan buah.
Itulah yang Trubus beritakan waktu berkunjung ke sana pada Agustus 2006. Buah susul-menyusul. Itu terlihat dari warna kulit. Buah muda, hijau; remaja, kuning gading; dan tua, ungu kecokelatan. Pohon kurma yang tengah berbuah setinggi 5,5 m.

(Pohon Kurma di rumah Bpk Adi Warsito. Foto : Dokumen Trubus)
Menurut Dr Reza Tirtawinata MS, direktur Taman Wisata Mekarsari, Cileungsi, Bogor. Bila yang berbuah Phoenix dactylifera itu sangat istimewa. Kurma yang rajin berbuah di Indonesia adalah kurma hias Phoenix roebelenii, tuturnya. Jenis itu tak pernah dikonsumsi, sementara yang ada di kediaman Adi Warsito daging buah tebal karena buah tak berbiji.
Menurut Reza, kurma berbuah di daerah tropis bersifat kasuistis. Artinya, contoh itu tak bisa dijadikan patokan bahwa kurma mampu berbuah di Indonesia. Apalagi untuk ditanam skala komersial. Iklim negeri kita tak mendukung pohon kurma berbuah,ujarnya. Kurma membutuhkan kekeringan ekstrim yang merangsang pembuahan.
Itu berbeda dengan pendapat Greg Hambali, pakar botani di Bogor. Fenomena di kediaman Adi Warsito kian mengukuhkan Phoenix dactylifera dapat berbuah di Bumi Pertiwi. Saya pernah mencicipi kurma dari Kupang, Nusa Tenggara Timur, ujarnya. Hanya saja perlu ditelusuri lebih jauh.
Apabila betul kurma bisa berbuah di Indonesia, setiap bulan Romadlan kita tidak perlu impor jauh-jauh kurma dari Kalifornia atau dari Arab Saudi. Mungkin kita tinggal kirim dari Nusatenggara Timur atau dari tanah-tanah terlantar di Indonesia. Wallahualam.
Sumber:
http://bit.ly/3p0TZ6l
ADS HERE !!!