Pohon buah Abiu memiliki banyak kesamaan dengan sawo duren (Chrysophyllum cainito). Dari ukuran, bentuk, dan tekstur daging buah abiu, memang mirip kenitu-sebutan sawo duren di Jawa. Dagingnya sama-sama berwarna putih susu dan kulitnya mengkilap. Perbedaannya antara lain dari bentuk tajuk. Abiu bertajuk piramid sedangkan sawo duren membulat.
Abiu masuk kerabat sawo-sawoan, pohon ini memiliki karakter yang mirip dengan para kerabatnya. Pohon berkayu itu mampu mencapai tinggi 15 meter. Buahnya yang berbentuk lonjong sampai membulat berukuran panjang 6-12 cm dengan bobot 300-700 g. Buah abiu ada yang ujungnya bulat, ada pula yang lancip membentuk nipple.
Buah Abiu adaptif di iklim tropis dan subtropis itu tumbuh subur mulai dari dataran rendah seperti Jakarta sampai dataran tinggi. Cepat berbuah adalah salah satu keistimewaan utama abiu dibanding keluarga Sapotaceae lainnya. Umur 2 tahun, tanaman asal biji mulai bebunga. Dua bulan kemudian, bunga menjadi buah berwarna hijau dan berangsur kuning cerah kala masak.
Rasanya ...wah..mak nyuus...segar dan manis membuat orang yang mencecapnya tak cepat puas. Jika digambarkan rasanya seperti krim lembut paduan susu dan karamel dengan aroma segar. Karena daging buahnya yang lembek, abiu biasa dimakan dengan dibelah melintang maupun membujur, lalu daging buahnya disendok.
Kabarnya pohon ini dari Australia, tetapi sekarang ini mudah mendapatkannya. Datang saja ke taman buah Mekarsari. Di counter tanaman buah buah ini bisa dibeli.
Selamat menanam dan tunggu 2 atau 3 tahun Insya Allah akan berbuah. Tidak usah harus menunggu cucu yg menikmati, kita yang menanamnya Insya Allah juga bisa menikmatinya.
Sumber:
http://bit.ly/3p0TZ6l
ADS HERE !!!